12 Agustus 2015

Amannya SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta #mupat789



Pernakah merasa susah tidur? Pernahkah semua makanan yang masuk ke mulut terasa hambar? ataupun pernahkah ketika kita shalat, konsentrasi pecah dan menjadi kacau karena ada bayangan besar berupa ketakutan? Sepasrah apapun kita, setinggi puncak gunung manapun kualitas keiklasan kita, minimal satu kali dalam hidup pasti pernah mengalami ketakutan  terhadap sesuatu. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak kita temui perwujudan rasa takut tersebut, dari mulai seorang milyuner yang takut kehilangan harta bendanya, seorang pengusaha yang takut kehilangan kepercayaan dari para pelanggannya, anak kecil yang ditakut-takuti dengan wujud aneka ria macam setan atau sampai ke cerita seorang pujangga yang takut apabila kekasihnya pergi dan menghilang meninggalkannya. 

Faktor yang menyebabkan dan menghadirkan perasaan ketakutan tersebutpun beragam, tergantung berada dalam situasi apa dan sedang dalam kondisi apa kita. Namun bisa jadi, rasa takut tersebut memang dibangun dari pondasi mindset atau cara berpikir yang dari awal kita tanam sudah melenceng, takut miskin misalnya. Seringkali obsesi yang berlebihan terhadap harta benda  justru membutakan dan merendahkan martabat kita. Berbagai macam cara dilakukan, lupa akan dosa dan tragisnya kemudian dengan dicarikan dalil-dalil untuk mendasari serta membenarkan tingkah polah kita atas ketakutan-ketakutan yang melenceng tersebut. Padahal mengenai rejeki, Allah sudah menjamin 100 persen tidak akan meleset dan tertukar, setiap makluk hidup yang diciptakan-Nya akan diberikan rejeki sesuai dengan makomnya. Layaknya cicak yang hidupnya hanya di dinding namun tak pernah kelaparan, karena nyamuk, lalat ataupun laron sendiri yang dijalankan Allah untuk datang menghampirinya. Untuk itu kita tak perlu kawatir, gelisah berkepanjangan,kehilangan fokus, serta sepakat apabila dinyatakan bentuk ketakutan tersebut sudah melenceng. Yang seharusnya menjadi kewaspadaan dan mengkawatirkan adalah apabila kita tidak bisa menjaga dan menjadi pribadi yang amanah atas segala rejeki yang dititipkan oleh-Nya kepada kita.

Kembali berbicara mengenai ketakutan yang luas sudut pandangnya, asalkan tidak berlebihan mencintai atas segala harta benda yang kita miliki, sebenarnya rasa takut kehilangan tersebut dapat diminimalisir dengan laku disiplin sebagai proteksinya dan mendirikan bangunan rasa aman sebagai bentuk usahanya. Dengan sikap atau laku yang baik untuk merawat barang yang kita miliki, tidak sembarang menaruh, terkontrol dan selalu waspada akan membuat kita terus terjaga. Pun begitu masih sering saja kasus seseorang yang kehilangan barangnya, untuk itu perlu kita lengkapi dengan MEMBANGUN SISTEM KEAMANAN YANG MEYAKINKAN. Karena dengan adanya sistem keamanan yang baik dan rapi akan memberikan rasa nyaman, tenang dan saat melakukan aktivitaspun nantinya akan mampu mendapatkan hasil yang lebih maksimal, seakan sudah lepas dari bayang-bayang dan ketakutan kehilangan sesuatu.

Rasa aman, nyaman dan tenang juga wajib dibangun di area sekolah. Sebagai salah satu tempat yang mempertemukan dan mengakomodasi berbagai macam kegiatan pembelajaran yang melibatkan banyak orang, sekolah tentu saja akan rawan bersinggungan dengan kejadian kehilangan barang apabila sekolah tidak sanggup membangun sistem keamanan yang baik. Sebab untuk menunjang aktivitas pembelajaran yang lebih efektif, kini pelajar tidak saja berangkat ke sekolah hanya dengan membawa tas berisi buku dan alat tulis saja, melainkan mereka juga perlu melengkapinya dengan membawa berbagai macam barang berharga yang mungkin dapat menunjang kebutuhan serta menyesuaikan tuntutan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Barang-barang berharga tersebut, sebagai contoh selain sepeda sebagai alat transportasi, beberapa diantaranya adalah seperti Handphone, Tablet, Leptop, dan alat penunjang lainnya tersebut kini walaupun hampir setiap orang mungkin mampu memilikinya, tetap saja kita tidak bisa mengatakan sebagai barang murah.

Sebagai jaminan rasa tenang dan nyaman dalam belajar, keamanan harus dibangun dengan kokoh. Dari mulai petugas hingga fasilitas, sarana dan prasarana wajib memenuhi standar, namun jangan sampai juga dianggap ngeri karena prosedur sistem yang diberlakukan terlalu mudah menghakimi. Semua perlu dijalankan dengan seksama, karena bentuk keamanan secanggih apapun tak akan mampu membuat hati tentram apabila setiap orang di dalamnya tidak sanggup saling menjaga :)
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar