Pernakah merasa susah tidur? Pernahkah
semua makanan yang masuk ke mulut terasa hambar? ataupun pernahkah ketika kita
shalat, konsentrasi pecah dan menjadi kacau karena ada bayangan besar berupa
ketakutan? Sepasrah apapun kita, setinggi puncak gunung manapun kualitas
keiklasan kita, minimal satu kali dalam hidup pasti pernah mengalami ketakutan terhadap sesuatu. Dalam kehidupan kita
sehari-hari banyak kita temui perwujudan rasa takut tersebut, dari mulai
seorang milyuner yang takut kehilangan harta bendanya, seorang pengusaha yang
takut kehilangan kepercayaan dari para pelanggannya, anak kecil yang
ditakut-takuti dengan wujud aneka ria macam setan atau sampai ke cerita seorang
pujangga yang takut apabila kekasihnya pergi dan menghilang meninggalkannya.
Faktor yang menyebabkan dan
menghadirkan perasaan ketakutan tersebutpun beragam, tergantung berada dalam situasi
apa dan sedang dalam kondisi apa kita. Namun bisa jadi, rasa takut tersebut memang
dibangun dari pondasi mindset atau cara berpikir yang dari awal kita tanam
sudah melenceng, takut miskin misalnya. Seringkali obsesi yang berlebihan
terhadap harta benda justru membutakan
dan merendahkan martabat kita. Berbagai macam cara dilakukan, lupa akan dosa dan
tragisnya kemudian dengan dicarikan dalil-dalil untuk mendasari serta
membenarkan tingkah polah kita atas ketakutan-ketakutan yang melenceng tersebut.
Padahal mengenai rejeki, Allah sudah menjamin 100 persen tidak akan meleset dan
tertukar, setiap makluk hidup yang diciptakan-Nya akan diberikan rejeki sesuai dengan
makomnya. Layaknya cicak yang hidupnya hanya di dinding namun tak pernah
kelaparan, karena nyamuk, lalat ataupun laron sendiri yang dijalankan Allah
untuk datang menghampirinya. Untuk itu kita tak perlu kawatir, gelisah
berkepanjangan,kehilangan fokus, serta sepakat apabila dinyatakan bentuk
ketakutan tersebut sudah melenceng. Yang seharusnya menjadi kewaspadaan dan
mengkawatirkan adalah apabila kita tidak bisa menjaga dan menjadi pribadi yang
amanah atas segala rejeki yang dititipkan oleh-Nya kepada kita.
Kembali berbicara mengenai
ketakutan yang luas sudut pandangnya, asalkan tidak berlebihan mencintai atas
segala harta benda yang kita miliki, sebenarnya rasa takut kehilangan tersebut dapat
diminimalisir dengan laku disiplin sebagai proteksinya dan mendirikan bangunan
rasa aman sebagai bentuk usahanya. Dengan sikap atau laku yang baik untuk
merawat barang yang kita miliki, tidak sembarang menaruh, terkontrol dan selalu
waspada akan membuat kita terus terjaga. Pun begitu masih sering saja kasus
seseorang yang kehilangan barangnya, untuk itu perlu kita lengkapi dengan MEMBANGUN
SISTEM KEAMANAN YANG MEYAKINKAN. Karena dengan adanya sistem keamanan yang baik
dan rapi akan memberikan rasa nyaman, tenang dan saat melakukan aktivitaspun
nantinya akan mampu mendapatkan hasil yang lebih maksimal, seakan sudah lepas
dari bayang-bayang dan ketakutan kehilangan sesuatu.
Rasa aman, nyaman dan tenang juga
wajib dibangun di area sekolah. Sebagai salah satu tempat yang mempertemukan
dan mengakomodasi berbagai macam kegiatan pembelajaran yang melibatkan banyak
orang, sekolah tentu saja akan rawan bersinggungan dengan kejadian kehilangan
barang apabila sekolah tidak sanggup membangun sistem keamanan yang baik. Sebab
untuk menunjang aktivitas pembelajaran yang lebih efektif, kini pelajar tidak
saja berangkat ke sekolah hanya dengan membawa tas berisi buku dan alat tulis
saja, melainkan mereka juga perlu melengkapinya dengan membawa berbagai macam
barang berharga yang mungkin dapat menunjang kebutuhan serta menyesuaikan
tuntutan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Barang-barang berharga
tersebut, sebagai contoh selain sepeda sebagai alat transportasi, beberapa
diantaranya adalah seperti Handphone, Tablet, Leptop, dan alat penunjang
lainnya tersebut kini walaupun hampir setiap orang mungkin mampu memilikinya,
tetap saja kita tidak bisa mengatakan sebagai barang murah.
Sebagai jaminan rasa tenang dan
nyaman dalam belajar, keamanan harus dibangun dengan kokoh. Dari mulai petugas
hingga fasilitas, sarana dan prasarana wajib memenuhi standar, namun jangan
sampai juga dianggap ngeri karena prosedur sistem yang diberlakukan terlalu
mudah menghakimi. Semua perlu dijalankan dengan seksama, karena bentuk keamanan
secanggih apapun tak akan mampu membuat hati tentram apabila setiap orang di
dalamnya tidak sanggup saling menjaga :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar