9 Januari 2016

Romantisnya Sekolahku



Ungkapan kasih sayang atau bentuk keromantisan yang populer selama ini diidentikkan dengan bunga, coklat, musik, sastra, atau lebih seringnya dengan pertunjukan kemewahan. Apabila meminjam standar tersebut, ijinkan kami meng-klaim bahwa SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang masuk dalam kategori Sekolah Romantis. Tentu saja tidak mungkin kami berani menyebut sedemikian rupa apabila tidak mampu memberikan bukti. Sengaja kami hanya akan memberikan sedikit saja gambaran tentang bentuk keromantisan yang kami miliki, dengan maksud agar para pembaca tulisan ini, teman-teman, sedulur-sedulur atau siapapun saja menjadi penasaran dan berkenan mampir ke tempat kami.

Apabila anda masuk melalui gerbang sebelah utara, ada pohon kamboja yang siap menyambut siapapun yang datang bak artis ibukota yang mendapat kalungan bunga. Hampir di seluruh bagian halaman depan sekolah kami dipenuhi dengan bunga-bunga kamboja yang bertebaran dimana-mana. Bagi yang beruntung, akan dijatuhi satu dua bunga karena sejuk dan sumilirnya angin yang berhembus. Memang kemudian petugas kebesihan harus menyisipkan jadwalnya sebentar untuk menyapu agar tidak terlalu tampak berserakan.
Yang kini menjadi permasalahan adalah karena kita seringkali ikut terjerumus oleh anggapan bahwa kamboja adalah bunga yang menyeramkan. Awalnya mungkin memang karena banyak pohon kamboja yang tumbuh di sekitaran makam (baca ; kuburan). Disedapkan lagi oleh media yang semakin menguatkan image tersebut dengan meracik program-program acara tv misteri, yang dibumbui dengan bunga-bunga termasuk kamboja sebagai salah satu icon sesaji. Padahal bunga tetaplah bunga. Mereka tumbuh dengan begitu detail indahnya, bukti bahwa tuhan Maha Serius dalam mencipta. Dan, kalau boleh menduga-duga, bisa saja kamboja dipilih Tuhan untuk tumbuh di sekitaran makam sebagai salah satu dari berjuta-juta bentuk keromantisan-Nya dalam mengapresiasi hamba-hambanya yang semasa hidup di dunia selalu berkomitmen untuk berbuat baik. Hanya saja kadang dangkalnya batas pemahaman kita yang kemudian menciptakan metode dalam mengkotak-kotakan menjadi dalam berbagai macam bentuk, jenis dan rupa.

Kita kembali ke sekolah, terdiri dari gedung kampus utama 3 lantai yang menjadi tempat belajar siswa, bagian depan berdiri bangunan tua dan joglo yang hingga kini masih kokoh dan merupakan cagar budaya, serta Masjid Banaran yang menjadi center atau pusat kami melakukan aktivitas peribadatan. Cerita sedikit, biasanya saat cuaca bersahabat di lantai paling atas banyak siswa-siswi yang lebih memilih menghabiskan waktu istirahat untuk berlama-lama disana karena dapat melihat view pemandangan mahal berupa Gunung Merapi yang cantik sekaligus gagah perkasa di ujung utara Jogja. Merapi tak munculpun tidak apa-apa, anak-anak tetap dapat berkumpul, bercanda bersama teman-teman saat jajan di kantin dengan disuguhi suasana yang tak kalah istimewa, walaupun mungkin menunya sederhana, dudukpun hanya bersila, namun hangat suasana yang dibangun dibawah joglo dan sekitaran pohon kamboja, tumbuh nuansa klasik dan menentramkan yang hadir disana. Serasa plesir sebentar ke café-café pinggir jalan di daerah Eropa. Menjadi kembali segar dan semangat untuk siap mengikuti berjam-jam belajar didalam kelas.

Dilihat dari ragamnya, bangunan-bangunan SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta ini seperti suatu kombinasi atau perpaduan yang cukup menarik. Ada bangunan modern yang diwakili gedung berlantai tiga, pun ada bangunan klasik berupa joglo dan rumah tua, disempurnakan dengan keberadaan masjid yang menurut kami dimanapun harus diutamakan, wajib ada dan bukan hanya sekedar penghias saja. Adanya ketiga macam bangunan yang berbeda secara tipe maupun fungsi kemudian dijadikan satu tersebut, seakan memberikan filosofi sebagai berikut: “Selalu berpikirlah maju ke depan, namun jangan sampai melupakan darimana asalmu dan dimana kamu akan berujung”. Tanpa kita sadari, seringkali kita digiring untuk ikut berlomba-lomba menjadi sesuatu. Dalam arti harus menjadi bangsa yang maju, modern, canggih dan lain sebagainya. Seakan-akan Bangsa yang ideal adalah Bangsa yang seperti mereka. Padahal kita punya api berwujud jatidiri bangsa yang harus tetap kita jaga agar tetap menyala. Maksudnya mengikuti perkembangan jaman boleh-boleh saja, namun jangan sampai meninggalkan kekayaan kebudayaan yang kita punya. Selanjutnya apabila dikorelasikan antara ketiganya filosofi tersebut berpesan bahwa kita harus selalu menyertakan Tuhan dalam setiap usaha kita, baik untuk maju maupun menjaga apa kita punya agar tetap lestari.

Setelah sedikit bercerita mengenai sekolah, kemudian apabila sesuai tema harus menilai apakah tergolong romantis atau tidak, itu terserah masing-masing pribadi untuk memutuskannya. Namun sebenarnya cara menilainya sangat amatlah sederhana, tidak perlu menggunakan metode yang memusingkan atau standar tinggi yang disampaikan dialenia pertama. Cukup menggunakan hati kita sendiri untuk serius mendalami kemudian biarkan akal jujur untuk menyetujui. Pada hakikatnya romantis adalah kondisi dimana seseorang mampu memadukan/ mengelaborasikan diantara satu, dua atau tiga hal yang ada dihadapannya itu sama sekali tidak mungkin akan terjadi apabila dalam setiap bagiannya TIDAK ADA YANG TIDAK DICAMPURI OLEH TANGAN TUHAN. Oleh karena itu, seharusnya seseorang yang baru saja mengalami “kejadian romantis”, biasanya berimbas pada bertambah kuatnya keimanan yang dimilikinya. Ya mungkin selama ini tidur kita terlalu “nyenyak” dari kesadaran bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Tuhan terlalu baik hati, tetap menyediakan matahari untuk bersinar tak peduli sebesar apapun kesalahan yang kita buat. Tuhanpun berpuasa untuk berkehendak yang semau-mau-Nya, padahal hanya dengan “Kun” bisa saja Tuhan membalik hidung menjadi menghadap keatas pada seseorang yang mungkin lalai dengan shalatnya. Dan betapa romatisnya Tuhan, cinta macam apa itu yang bisa tetap mengasihi dan konsisten mensuplai rizki pada setiap makhluk yang bahkan mengingkari kekuasaan-nya?

Iya benar sekali, jadi intinya apabila kita memegang keyakinan itu, disekolah manapun sebenarnya adalah salah satu wujud dari sekian banyak bentuk  ke-romantis-Nya. Dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun Tuhan selalu bersikap romatis. Dengan catatan, standar kasih sayang yang Tuhan selalu diberikan pada kita tersebut, harus melulu kita sadari.










12 November 2015

Student Book SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta #mupat789


Namanya, Studentbook. SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta sudah kurang lebih 2 tahun ini mulai mencoba menggunakan fasilitas jejaring sosial sekolah ini. Memang sudah sejak lama kami mengimpikan ada suatu alat yang mampu menggantikan peran home visit. Acapkali “sesrawungan” terkendala karena masalah jarak, tidak jarang miskomunikasi berawal dari kurangnya silaturahmi. Oleh karena itu harapan kami sebenarnya sederhana, dapat menjaga hubungan kami guru dengan para siswa siswi dan orang tua mereka dirumah tetap mesra. Alhamdulillah doa dan mimpi kami kini mulai terjawab, lahirlah Studentbook. Situs jejaring sosial sekolah ini melayani para pelajar, menghubungkan orangtua wali murid dan gurunya sekaligus dalam “satu atap”.

Secara singkat, boleh dibilang dengan studentbook ini adalah bentuk aktivitas pembelajaran di dunia maya. Bagi guru situs ini menyediakan akses untuk memberikan tugas, PR, rekap nilai, rutinitas absensi, hingga komunikasi efektif dengan para siswa, wali murid dan guru yang bisa berasal dari satu sekolah atau bahkan sekolah lain. Sedangkan untuk si pelajar sendiri, Studentbook berguna untuk melihat dan mengirimkan PR yang ditugaskan guru, cek nilai hasil ulangan, bergaul sesama siswa, sampai diskusi kelompok yang dilakukan dari rumahnya masing-masing. Dengan fitur atau menu yang hampir mirip Facebook, pelajar bisa nyaman membahas segala urusan sekolah kapanpun dan dimanapun secara dekat, lebih praktis dan dengan perasaan yang lebih nyaman.

Asyiknya lagi, sistem Studentbook ini dilengkapi dengan SMS notifikasi. Kepada masing-masing orang tua wali murid, setiap hari dan setiap saat akan dikirim kabar terbaru tentang perkembangan akademik anaknya melalui telepon selular mereka. Jelas keuntungan dari SMS notifikasi ini adalah orang tua bisa memantau secara penuh perkembangan akademik anaknya di sekolah. Melalui SMS notifikasi ini orang tua selalu mendapatkan up-date harian tentang absensi siswa (setiap jam pelajaran), tugas-tugas (PR) yang diberikan, materi-materi yang sudah diajarkan, pelajaran yang perlu disiapkan, saran dari guru, dan pengumuman-pengumuman resmi dari sekolah. 

‘’Dengan demikian, orang tua memiliki kontrol penuh atas perkembangan akademik anaknya di sekolah. Melalui studentbook, kami berusaha menjembatani internet sehat bagi para siswa,’’ ujar Asykuri ibn Chamim, salah satu penggagas Studentbook. Dikutip dari laman resminya Studentbook menjelaskan bahwa “Studentbook ini disediakan gratis bagi sekolah. Artinya, sekolah tidak perlu membayar apapun untuk menggunakan platform Studentbook. Sekolah Anda dapat mengakses platform Studentbook secara gratis, tanpa perlu mengeluarkan biaya apapun dan kami berharap untuk terus dapat melakukan hal ini untuk Anda dan sekolah Anda”. 

Alumni juga tidak luput dari perhatian Studentbook, yang telah lulus dari bangku sekolah yang menggunakan fasilitas Studentbook ini masih tetap dapat terhubung dengan teman-temannya. Kelulusan tak menghalangi para alumni itu kehilangan silaturrahmi bersama teman-teman seperjuangan ketika dulu masih bersama dalam satu sekolah. 

Kami SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta turut mengundang semua sekolah untuk ikut bergabung bersama komunitas digital yang lebih luas secara global. Internet selama ini sering dicap miring oleh orangtua, anggapan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktunya untuk berselancar di dunia maya itu proses belajar atau pendidikannya pasti akan terganggu, bahkan asumsi kalau internet hanya dianggap memberikan dampak buruk, mari pelan-pelan kita lunturkan. Ayo dengan Studentbook ini atau mungkin dengan jejaring sosial berbasis pendidikan lainnya kita jadikan sebagai wujud usaha nyata memajukan dunia pendidikan, serta marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya menjadi suatu alat yang mampu mengkuatkan dan memberdayakan.

#mupat789
Re-write dari : http://ixe-11.blogspot.co.id/2012/05/jejaring-sosial-khusus-pelajar-student.html

3 November 2015

SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta Butuh Almari Baru. #mupat789

Setelah beberapa waktu yang lalu para siswa dan siswi SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta menyabet 2 Piala saat mengikuti lomba MTQ Tingkat Sekolah Umum Kemenag Kota Yogyakarta, kali ini giliran Tapak Suci yang memang menjadi salah satu andalan SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta kembali mendapatkan juara. 

 

Empat piala diborong sekaligus. Bagus di kategori D-Putra sukses mendapatkan juara 2, Bondan di kategori C-Putra, Monica kategori A-Putri dan Sarah di kategori D-Putri sama-sama menggondol piala juara ke-3 di kejuaraan yang diadakan dalam rangka Lustrum SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta untuk tingkat DIY dan Sekitarnya. Adapun dua piala juara MTQ yang sebelumnya juga berhasil diraih adalah hasil kerja keras dari ananda Dyas Ayudha yang memperoleh juara 2 di kategori Khutbah serta ananda Khodijah, Fadilah Amaliyah dan Dwiya Elsa yang tergabung dalam tim CCA berhasil memperoleh juara 3.

 






Kami dari pihak sekolah, menyatakan secara jelas dan sangat siap menerima dengan segala konsekuensinya. Mendorong gerobak yang mengakut almari dari tempat penjual menuju ke sekolah kami rela. Meja dan kursi di ruangan kami semakin tergeser dan menyempitpun kami terima, bahkan kalaupun gaji kami yang tidak seberapa ini di potong untuk mencicil Almaripun kami siap sedia, bukan apa-apa, tapi ada rasa bangga yang kami titipkan dari setiap pembelian almari kaca baru tempat menaruh piala.
Ternyata benar, tak ada usaha yang berakhir sia-sia. Perjuangan yang selama ini dilakukan mulai menuai hasilnya. Apresiasi setinggi-tingginya untuk kerja keras para juara yang tak kenal lelah dalam berlatih, tak luput pula kami haturkan Terima kasih untuk seluruh tim yang terdiri dari pelatih, pembimbing, pendamping, penasehat, tukang sorak, tukang tepuk tangan, tukang photo dan bahkan termasuk pula didalamnya adalah mereka yang biasa memberikan komentar-komentar nyinyirnya, sehingga malah semakin membuat api semangat semakin menyala-nyala dan menunjukkan siapa juara sejati yang sebenarnya.

12 Agustus 2015

Amannya SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta #mupat789



Pernakah merasa susah tidur? Pernahkah semua makanan yang masuk ke mulut terasa hambar? ataupun pernahkah ketika kita shalat, konsentrasi pecah dan menjadi kacau karena ada bayangan besar berupa ketakutan? Sepasrah apapun kita, setinggi puncak gunung manapun kualitas keiklasan kita, minimal satu kali dalam hidup pasti pernah mengalami ketakutan  terhadap sesuatu. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak kita temui perwujudan rasa takut tersebut, dari mulai seorang milyuner yang takut kehilangan harta bendanya, seorang pengusaha yang takut kehilangan kepercayaan dari para pelanggannya, anak kecil yang ditakut-takuti dengan wujud aneka ria macam setan atau sampai ke cerita seorang pujangga yang takut apabila kekasihnya pergi dan menghilang meninggalkannya. 

Faktor yang menyebabkan dan menghadirkan perasaan ketakutan tersebutpun beragam, tergantung berada dalam situasi apa dan sedang dalam kondisi apa kita. Namun bisa jadi, rasa takut tersebut memang dibangun dari pondasi mindset atau cara berpikir yang dari awal kita tanam sudah melenceng, takut miskin misalnya. Seringkali obsesi yang berlebihan terhadap harta benda  justru membutakan dan merendahkan martabat kita. Berbagai macam cara dilakukan, lupa akan dosa dan tragisnya kemudian dengan dicarikan dalil-dalil untuk mendasari serta membenarkan tingkah polah kita atas ketakutan-ketakutan yang melenceng tersebut. Padahal mengenai rejeki, Allah sudah menjamin 100 persen tidak akan meleset dan tertukar, setiap makluk hidup yang diciptakan-Nya akan diberikan rejeki sesuai dengan makomnya. Layaknya cicak yang hidupnya hanya di dinding namun tak pernah kelaparan, karena nyamuk, lalat ataupun laron sendiri yang dijalankan Allah untuk datang menghampirinya. Untuk itu kita tak perlu kawatir, gelisah berkepanjangan,kehilangan fokus, serta sepakat apabila dinyatakan bentuk ketakutan tersebut sudah melenceng. Yang seharusnya menjadi kewaspadaan dan mengkawatirkan adalah apabila kita tidak bisa menjaga dan menjadi pribadi yang amanah atas segala rejeki yang dititipkan oleh-Nya kepada kita.

Kembali berbicara mengenai ketakutan yang luas sudut pandangnya, asalkan tidak berlebihan mencintai atas segala harta benda yang kita miliki, sebenarnya rasa takut kehilangan tersebut dapat diminimalisir dengan laku disiplin sebagai proteksinya dan mendirikan bangunan rasa aman sebagai bentuk usahanya. Dengan sikap atau laku yang baik untuk merawat barang yang kita miliki, tidak sembarang menaruh, terkontrol dan selalu waspada akan membuat kita terus terjaga. Pun begitu masih sering saja kasus seseorang yang kehilangan barangnya, untuk itu perlu kita lengkapi dengan MEMBANGUN SISTEM KEAMANAN YANG MEYAKINKAN. Karena dengan adanya sistem keamanan yang baik dan rapi akan memberikan rasa nyaman, tenang dan saat melakukan aktivitaspun nantinya akan mampu mendapatkan hasil yang lebih maksimal, seakan sudah lepas dari bayang-bayang dan ketakutan kehilangan sesuatu.

Rasa aman, nyaman dan tenang juga wajib dibangun di area sekolah. Sebagai salah satu tempat yang mempertemukan dan mengakomodasi berbagai macam kegiatan pembelajaran yang melibatkan banyak orang, sekolah tentu saja akan rawan bersinggungan dengan kejadian kehilangan barang apabila sekolah tidak sanggup membangun sistem keamanan yang baik. Sebab untuk menunjang aktivitas pembelajaran yang lebih efektif, kini pelajar tidak saja berangkat ke sekolah hanya dengan membawa tas berisi buku dan alat tulis saja, melainkan mereka juga perlu melengkapinya dengan membawa berbagai macam barang berharga yang mungkin dapat menunjang kebutuhan serta menyesuaikan tuntutan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Barang-barang berharga tersebut, sebagai contoh selain sepeda sebagai alat transportasi, beberapa diantaranya adalah seperti Handphone, Tablet, Leptop, dan alat penunjang lainnya tersebut kini walaupun hampir setiap orang mungkin mampu memilikinya, tetap saja kita tidak bisa mengatakan sebagai barang murah.

Sebagai jaminan rasa tenang dan nyaman dalam belajar, keamanan harus dibangun dengan kokoh. Dari mulai petugas hingga fasilitas, sarana dan prasarana wajib memenuhi standar, namun jangan sampai juga dianggap ngeri karena prosedur sistem yang diberlakukan terlalu mudah menghakimi. Semua perlu dijalankan dengan seksama, karena bentuk keamanan secanggih apapun tak akan mampu membuat hati tentram apabila setiap orang di dalamnya tidak sanggup saling menjaga :)