12 November 2015

Student Book SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta #mupat789


Namanya, Studentbook. SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta sudah kurang lebih 2 tahun ini mulai mencoba menggunakan fasilitas jejaring sosial sekolah ini. Memang sudah sejak lama kami mengimpikan ada suatu alat yang mampu menggantikan peran home visit. Acapkali “sesrawungan” terkendala karena masalah jarak, tidak jarang miskomunikasi berawal dari kurangnya silaturahmi. Oleh karena itu harapan kami sebenarnya sederhana, dapat menjaga hubungan kami guru dengan para siswa siswi dan orang tua mereka dirumah tetap mesra. Alhamdulillah doa dan mimpi kami kini mulai terjawab, lahirlah Studentbook. Situs jejaring sosial sekolah ini melayani para pelajar, menghubungkan orangtua wali murid dan gurunya sekaligus dalam “satu atap”.

Secara singkat, boleh dibilang dengan studentbook ini adalah bentuk aktivitas pembelajaran di dunia maya. Bagi guru situs ini menyediakan akses untuk memberikan tugas, PR, rekap nilai, rutinitas absensi, hingga komunikasi efektif dengan para siswa, wali murid dan guru yang bisa berasal dari satu sekolah atau bahkan sekolah lain. Sedangkan untuk si pelajar sendiri, Studentbook berguna untuk melihat dan mengirimkan PR yang ditugaskan guru, cek nilai hasil ulangan, bergaul sesama siswa, sampai diskusi kelompok yang dilakukan dari rumahnya masing-masing. Dengan fitur atau menu yang hampir mirip Facebook, pelajar bisa nyaman membahas segala urusan sekolah kapanpun dan dimanapun secara dekat, lebih praktis dan dengan perasaan yang lebih nyaman.

Asyiknya lagi, sistem Studentbook ini dilengkapi dengan SMS notifikasi. Kepada masing-masing orang tua wali murid, setiap hari dan setiap saat akan dikirim kabar terbaru tentang perkembangan akademik anaknya melalui telepon selular mereka. Jelas keuntungan dari SMS notifikasi ini adalah orang tua bisa memantau secara penuh perkembangan akademik anaknya di sekolah. Melalui SMS notifikasi ini orang tua selalu mendapatkan up-date harian tentang absensi siswa (setiap jam pelajaran), tugas-tugas (PR) yang diberikan, materi-materi yang sudah diajarkan, pelajaran yang perlu disiapkan, saran dari guru, dan pengumuman-pengumuman resmi dari sekolah. 

‘’Dengan demikian, orang tua memiliki kontrol penuh atas perkembangan akademik anaknya di sekolah. Melalui studentbook, kami berusaha menjembatani internet sehat bagi para siswa,’’ ujar Asykuri ibn Chamim, salah satu penggagas Studentbook. Dikutip dari laman resminya Studentbook menjelaskan bahwa “Studentbook ini disediakan gratis bagi sekolah. Artinya, sekolah tidak perlu membayar apapun untuk menggunakan platform Studentbook. Sekolah Anda dapat mengakses platform Studentbook secara gratis, tanpa perlu mengeluarkan biaya apapun dan kami berharap untuk terus dapat melakukan hal ini untuk Anda dan sekolah Anda”. 

Alumni juga tidak luput dari perhatian Studentbook, yang telah lulus dari bangku sekolah yang menggunakan fasilitas Studentbook ini masih tetap dapat terhubung dengan teman-temannya. Kelulusan tak menghalangi para alumni itu kehilangan silaturrahmi bersama teman-teman seperjuangan ketika dulu masih bersama dalam satu sekolah. 

Kami SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta turut mengundang semua sekolah untuk ikut bergabung bersama komunitas digital yang lebih luas secara global. Internet selama ini sering dicap miring oleh orangtua, anggapan bahwa anak-anak yang menghabiskan waktunya untuk berselancar di dunia maya itu proses belajar atau pendidikannya pasti akan terganggu, bahkan asumsi kalau internet hanya dianggap memberikan dampak buruk, mari pelan-pelan kita lunturkan. Ayo dengan Studentbook ini atau mungkin dengan jejaring sosial berbasis pendidikan lainnya kita jadikan sebagai wujud usaha nyata memajukan dunia pendidikan, serta marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya menjadi suatu alat yang mampu mengkuatkan dan memberdayakan.

#mupat789
Re-write dari : http://ixe-11.blogspot.co.id/2012/05/jejaring-sosial-khusus-pelajar-student.html

3 November 2015

SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta Butuh Almari Baru. #mupat789

Setelah beberapa waktu yang lalu para siswa dan siswi SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta menyabet 2 Piala saat mengikuti lomba MTQ Tingkat Sekolah Umum Kemenag Kota Yogyakarta, kali ini giliran Tapak Suci yang memang menjadi salah satu andalan SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta kembali mendapatkan juara. 

 

Empat piala diborong sekaligus. Bagus di kategori D-Putra sukses mendapatkan juara 2, Bondan di kategori C-Putra, Monica kategori A-Putri dan Sarah di kategori D-Putri sama-sama menggondol piala juara ke-3 di kejuaraan yang diadakan dalam rangka Lustrum SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta untuk tingkat DIY dan Sekitarnya. Adapun dua piala juara MTQ yang sebelumnya juga berhasil diraih adalah hasil kerja keras dari ananda Dyas Ayudha yang memperoleh juara 2 di kategori Khutbah serta ananda Khodijah, Fadilah Amaliyah dan Dwiya Elsa yang tergabung dalam tim CCA berhasil memperoleh juara 3.

 






Kami dari pihak sekolah, menyatakan secara jelas dan sangat siap menerima dengan segala konsekuensinya. Mendorong gerobak yang mengakut almari dari tempat penjual menuju ke sekolah kami rela. Meja dan kursi di ruangan kami semakin tergeser dan menyempitpun kami terima, bahkan kalaupun gaji kami yang tidak seberapa ini di potong untuk mencicil Almaripun kami siap sedia, bukan apa-apa, tapi ada rasa bangga yang kami titipkan dari setiap pembelian almari kaca baru tempat menaruh piala.
Ternyata benar, tak ada usaha yang berakhir sia-sia. Perjuangan yang selama ini dilakukan mulai menuai hasilnya. Apresiasi setinggi-tingginya untuk kerja keras para juara yang tak kenal lelah dalam berlatih, tak luput pula kami haturkan Terima kasih untuk seluruh tim yang terdiri dari pelatih, pembimbing, pendamping, penasehat, tukang sorak, tukang tepuk tangan, tukang photo dan bahkan termasuk pula didalamnya adalah mereka yang biasa memberikan komentar-komentar nyinyirnya, sehingga malah semakin membuat api semangat semakin menyala-nyala dan menunjukkan siapa juara sejati yang sebenarnya.

12 Agustus 2015

Amannya SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta #mupat789



Pernakah merasa susah tidur? Pernahkah semua makanan yang masuk ke mulut terasa hambar? ataupun pernahkah ketika kita shalat, konsentrasi pecah dan menjadi kacau karena ada bayangan besar berupa ketakutan? Sepasrah apapun kita, setinggi puncak gunung manapun kualitas keiklasan kita, minimal satu kali dalam hidup pasti pernah mengalami ketakutan  terhadap sesuatu. Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak kita temui perwujudan rasa takut tersebut, dari mulai seorang milyuner yang takut kehilangan harta bendanya, seorang pengusaha yang takut kehilangan kepercayaan dari para pelanggannya, anak kecil yang ditakut-takuti dengan wujud aneka ria macam setan atau sampai ke cerita seorang pujangga yang takut apabila kekasihnya pergi dan menghilang meninggalkannya. 

Faktor yang menyebabkan dan menghadirkan perasaan ketakutan tersebutpun beragam, tergantung berada dalam situasi apa dan sedang dalam kondisi apa kita. Namun bisa jadi, rasa takut tersebut memang dibangun dari pondasi mindset atau cara berpikir yang dari awal kita tanam sudah melenceng, takut miskin misalnya. Seringkali obsesi yang berlebihan terhadap harta benda  justru membutakan dan merendahkan martabat kita. Berbagai macam cara dilakukan, lupa akan dosa dan tragisnya kemudian dengan dicarikan dalil-dalil untuk mendasari serta membenarkan tingkah polah kita atas ketakutan-ketakutan yang melenceng tersebut. Padahal mengenai rejeki, Allah sudah menjamin 100 persen tidak akan meleset dan tertukar, setiap makluk hidup yang diciptakan-Nya akan diberikan rejeki sesuai dengan makomnya. Layaknya cicak yang hidupnya hanya di dinding namun tak pernah kelaparan, karena nyamuk, lalat ataupun laron sendiri yang dijalankan Allah untuk datang menghampirinya. Untuk itu kita tak perlu kawatir, gelisah berkepanjangan,kehilangan fokus, serta sepakat apabila dinyatakan bentuk ketakutan tersebut sudah melenceng. Yang seharusnya menjadi kewaspadaan dan mengkawatirkan adalah apabila kita tidak bisa menjaga dan menjadi pribadi yang amanah atas segala rejeki yang dititipkan oleh-Nya kepada kita.

Kembali berbicara mengenai ketakutan yang luas sudut pandangnya, asalkan tidak berlebihan mencintai atas segala harta benda yang kita miliki, sebenarnya rasa takut kehilangan tersebut dapat diminimalisir dengan laku disiplin sebagai proteksinya dan mendirikan bangunan rasa aman sebagai bentuk usahanya. Dengan sikap atau laku yang baik untuk merawat barang yang kita miliki, tidak sembarang menaruh, terkontrol dan selalu waspada akan membuat kita terus terjaga. Pun begitu masih sering saja kasus seseorang yang kehilangan barangnya, untuk itu perlu kita lengkapi dengan MEMBANGUN SISTEM KEAMANAN YANG MEYAKINKAN. Karena dengan adanya sistem keamanan yang baik dan rapi akan memberikan rasa nyaman, tenang dan saat melakukan aktivitaspun nantinya akan mampu mendapatkan hasil yang lebih maksimal, seakan sudah lepas dari bayang-bayang dan ketakutan kehilangan sesuatu.

Rasa aman, nyaman dan tenang juga wajib dibangun di area sekolah. Sebagai salah satu tempat yang mempertemukan dan mengakomodasi berbagai macam kegiatan pembelajaran yang melibatkan banyak orang, sekolah tentu saja akan rawan bersinggungan dengan kejadian kehilangan barang apabila sekolah tidak sanggup membangun sistem keamanan yang baik. Sebab untuk menunjang aktivitas pembelajaran yang lebih efektif, kini pelajar tidak saja berangkat ke sekolah hanya dengan membawa tas berisi buku dan alat tulis saja, melainkan mereka juga perlu melengkapinya dengan membawa berbagai macam barang berharga yang mungkin dapat menunjang kebutuhan serta menyesuaikan tuntutan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Barang-barang berharga tersebut, sebagai contoh selain sepeda sebagai alat transportasi, beberapa diantaranya adalah seperti Handphone, Tablet, Leptop, dan alat penunjang lainnya tersebut kini walaupun hampir setiap orang mungkin mampu memilikinya, tetap saja kita tidak bisa mengatakan sebagai barang murah.

Sebagai jaminan rasa tenang dan nyaman dalam belajar, keamanan harus dibangun dengan kokoh. Dari mulai petugas hingga fasilitas, sarana dan prasarana wajib memenuhi standar, namun jangan sampai juga dianggap ngeri karena prosedur sistem yang diberlakukan terlalu mudah menghakimi. Semua perlu dijalankan dengan seksama, karena bentuk keamanan secanggih apapun tak akan mampu membuat hati tentram apabila setiap orang di dalamnya tidak sanggup saling menjaga :)
















24 April 2015

Japan Exploration #mupat789



Ini ada sedikit cerita manis dari pak Supri ketika di Jepang :)

Hari ini saya dengan sepuluh rombongan Kepala Sekolah Muhammadiyah se Indonesia melaksanakan “JAPAN Exploration” untuk hari terkahir sebelum besok pagi hari Selasa tanggal 21 April 2015 jam 05.00 Waktu Osaka Jepang menuju Kansai airport.

Tanpa sarapan pagi aktivitas kita Mulai jam 06.00 menuju “Namba Eki”. Mendapat tiket naik kerata api cepat (shinkansen) dari stasiun Osaka menuju Himeji. Kita mengalami kondisi yang sangat terburu buru karena waktu pembelian tiket dengan jadwal kereta Shinkansen (新幹線)hanya sekitar 10 menit . Kami berlari dengan melihat papan informasi menuju lantai 2 hanya selang 5 menit kereta Shinkansen (新幹線), Sakura datang. Tanpa melihat nomer gerbong kita ber sepuluh masuk gerbong ke 5. Setelah beberapa menit duduk baru tersadar bahwa tempat duduk sudah ada tandanya “reserved” kemudian kita berpindah ke gerbong ke 3.

Setelah kurang lebih 20 menit kita sudah tiba di “Himeji Eki”, sebuah stasiun subway yang terintegrasi antara local train dengan kereta Shinkansen (新幹線) dan juga bus stasiun. Himeji Castle Nampak megah menyambut wisatawan yang datang, namun karena hujan kunjungan yang harusnya kita lakukan dengan berjalan kaki dan menikmati keindahan pagi terpaksa kami menuju Himeji Castle dengan taksi.
Himeji Castle adalah castle ketiga dijepang yang dianggap sangat bersejarah. Sulit untuk menjelaskan bagaimana luas dan tertatanya kawasan ini. Hal yang perlu direnungkan sangat dalam adalah Himeji Castle dibangun dengan lantai 6 (bangunan Kayu Kuno) diatas batu batu besar sebagai pondasinya. Beruntung kita datang lebih awal karena setiap hari Himeji Castle hanya memberikan ijin 15.000 orang untuk masuk ke “main gate”. Kesigapan dan keramahan petugas sungguh luar biasa setelah diberi plastik untuk menaruh payung beberapa meter kemudian diberi plastik lagi untuk menaruh sepatu kita agar Himeji Castle tetap terjaga kebersihannya. Seluruh pengunjung membawa payung dan sepatu dengan tas plastik masing masing sehingga tidak ada yang mengotori atau menjadikan kayu atau karpet menjadi basah.
Kebiasaan berjalan dan bekerja keras orang jepang Nampak dari kunjungan kita ke Himeji Castle karena orang orang tua jepang yang umurnya kisaran 60 sd 75 tahun bahkan ada yang lebih masih sanggup berjalan ke lantai 6 dengan tangga naik dan turun yang sangat tajam. Renvana kita akan menikmati tempat ini seharian namun karena kondisi hujan akhirnya kita hanya sampai pukul 11.00.

Setelah menikmati keindahan Himeji castle kemudian kami melanjutkan perjalanan dari Himeji Eki menuju Kyoto Eki dengan kereta Shinkansen (新幹線) lagi. Shinkansen (新幹線) yang membawa kita dari Himeji Eki ke Kyoto Eki kali ini berbeda dengan Shinkansen (新幹線) waktu kita berangkat. Saat berangkat kita naik Shinkansen (新幹線) type “Sakura” kemudian saat pulang dari Himeji ke Kyoto menggunakan Shinkansen (新幹線) type “NOZOMI” dengan nomer Coach N700.
Di sepanjang jalan, pemandangan yang dilihat hampir sama kalau naik kereta api dari Jakarta ke Yogyakarta. Hanya dalam perjalanan dua puluh menit itu selalu terdengar pengumuman dalam dua bahasa yakni Jepang dan Inggris. Saat pemeriksaan tiket di dalam kereta, petugas dengan sangat sopan, mungkin terlalu sopan, menundukkan badan di pintu masuk. Kemudian dengan sangat sopan meminta tiket untuk ditandai. Setelah semua diperiksa dalam gerbong itu, petugasnya kembali ke depan menundukkan diri kepada seluruh penumpang.

Beberapa menit kemudian ada seorang pegawai kereta Shinkansen (新幹線) yang melewati lobby kereta yang sangat bersih,nyaman dengan kualitas wahid tersebut menawarkan food and beverage.
Perjalanan dari Himeji Eki ke Kyoto Eki kali ini lebih lama karena memang jaraknya cukup jauh jika ditempuh dengan “Local train” yakni 45 menit. Jika dengan ukuran rata rata hamper 300 km. Shinkansen (新幹線) memang disebut dengan Super Express Train. Bahkan announcer kereta Shinkansen (新幹線) ini selalu mengawali pengumumannya dengan “This is Shinkansen (新幹線) super Express train……… Shinkansen (新幹線, juga sering dipanggil kereta peluru) adalah jalur kereta api cepat Jepang yang dioperasikan oleh empat perusahaan dalam grup Japan Railways. Shinkansen merupakan sarana utama untuk angkutan antar kota di Jepang, selain pesawat terbang. Kecepatan tertingginya bisa mencapai 300 km/jam.

Sungguh luar biasa pengalaman yang diberikan Prof. Imam Robandi sang motivator kita hari ini. Sampai kenangan manis di “KYOTO TOWER” tidak kita bahas disaat ini karena kalah menggigitnya dengan the first time of dream comes true naik Shinkansen (新幹線)


 #mupat789

Karawitan Guru & Karyawan SMP Muhammadiyah 4 Yogyakarta #mupat789



Siswa dan siswi tentunya sudah pasti, namun yang sedikit menarik disini adalah bapak ibu guru dan karyawan ikut mencoba, berlatih, dan belajar memainkan alat musik tradisional khas Jawa yaitu Gamelan.

Seperti menanggung dosa besar apabila sebuah mahakarya nan adiluhung yang diwariskan oleh nenek moyang kita sendiri tidak ada yang melestarikan. Ketika bangsa barat mengagung-agungkan oskestranya, berupa kesatuan dari berbagai alat musik kemudian di aransemen sedemikan rupa sehingga melahirkan musik nan apik, pada hakekatnya Gamelan juga sama bahkan lebih rumit, karena nada yang dimainkan tidak menggunakan notasi pada umumnya. Hebatnya lagi, pada setiap pementasan kesenian Karawitan tidak ada konduktor yang mengatur jalannya lagu layaknya orkestra, oleh karena itu setiap posisi instrumen yang dimainkan bertanggung jawab atas indah atau tidaknya harmoni yang tercipta.

Sebelumnya sabtu tapi kini bisa dititeni setiap kamis pagi, belum juga tuntas memparkirkan motor pada tempatnya, ketika bertemu sudah ditagih janji untuk hadir pada latihan rutin nanti siang selepas dzuhur. Pi nem pi, pi nem pi, lu ro lu ro, dengan fasih salah satu guru pamer melafalkan nada lagu yang nanti hendak dimainkan. Ada pula yang sedkit jengkel namun terus penasaran karena alat musik yang dipegangnya lebih sulit dari lainnya. Sementara, setelah lebih kurang dua bulan latihan berjalan, baru dua lagu yang berhasil didendangkan. Salah satunya adalah Gugur Gunung, yang liriknya sebagai berikut :

ayo ayo kanca kanca
ngayahi karnaying praja
kene kene kene kene
gugur gunung tandang gawe
sayuk sayuk rukun bebarengan ro kancane
lila lan legawa kanggo mulyaning negara
siji loro telu papat maju papat papat
diulang-ulangake mesthi enggal rampunge
holopis kontul baris holopis kontul baris

Terdengar ringan dan dinamis, namun mengandung makna yang begitu mendalam. Lagu tersebut dahulu sangat populer, namun kini sudah jarang terdengar, apalagi oleh kalangan anak muda yang lebih menggandrungi aliran musik modern seperti hip-hop, rock sampai jazz. Padahal apabila kita pahami, didalam syair “Gugur Gunung” tersebut tersirat makna yang tentang indahnya kebersamaan, semangat gotong royong, ajaran untuk ikhlas mengabdi dan nikmatnya kerukunan yang sudah jarang ditemui dalam kehidupan sehari-hari kita sekarang ini.

Dengan berkumpul bermain gamelan bersama rekan-rekan, yang sedikit banyak selalu diselingi canda tawa didalamnya, semua itu jelas mampu dan diakui tokcer sebagai salah satu metode untuk lebih menghangatkan kebersamaan sekaligus menepikan rasa lelah setelah sekian jam bekerja keras memberikan konsentrasi secara utuh untuk mengajar didalam kelas. Serasa meneguk segelas air setelah jauh berjalan di padang pasir, segar rasanya. Pak Joko selaku pelatih, tidak hanya melulu mengajarkan segala hal yang berkaitan dengan teknis bagaimana caranya memainkan alat musik gamelan dengan benar saja, namun ternyata banyak sekali pelajaran yang dapat kita ciduk dari dalamnya sumur filosofi tentang gamelan ini. Bahwasannya hidup adalah suatu harmoni, dimana setiap insan merupakan satu bagian dari kesatuan yang harus saling mengisi. Satu hal yang perlu di garis bawahi, untuk menciptakan suatu alunan musik yang mampu dan benar-benar mententramkan hati, bukan dengan saling meninggalkan dan saling unjuk skil siapa yang paling tinggi. Kita harus mencintai proses yang dijalani, kita patut menghargai setiap orang walau dengan sekecil apapun peran/ posisi yang ditempati. Karena dengan mencintai, hidup kita akan bergairah setiap hari. Karena dengan menghargai, kita menjadi tau betapa mahalnya sebuah harmoni.

Jangan sampai lagi kekayaan kebudayaan kita ini dicuri, karena kita berpikir bahwa lebih bangga dengan gelar negara maju dan berteknologi tinggi. Jangan sampai kita terlena, karena lebih sibuk membahas bagaimana caranya membuat kulit lebih putih, waktu kita seakan habis untuk mencari dimana tempat memancungkan hidung atau malah tersesat dalam dialog panjang nan ruwet tentang begitu hancurnya negri, tapi kita lupa bagaimana membangun dan mempertahankan kebudayaan agar tetap lestari.




Mari terus nguri-uri kabudayan Jawi :)) ‪#‎mupat789‬